Kamis, 10 Februari 2011

Rasa Sakit Ketika Sakaratul Maut Menjemput (Kisah nabi Idris dan Malaikat Uzrail)

Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata: “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar.” (niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50).

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu !”

Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”. (Qs. Al-An’am 93).

Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Alloh, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar.

Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati.

Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.

“Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang”. (H.R. Ibnu Abu Dunya).

Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai puluhan raka’at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail.

Maka bermohonlah ia kepada Alloh Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Alloh Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan,dan bertamu kerumah Nabi Idris.

“Assalamu’alaikum, yaa Nabi Alloh”. Salam Malaikat Izrail,

“Wa’alaikum salam wa rahmatulloh”. Jawab Nabi Idris a.s.

Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail.

Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya “menghadap”. Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.

Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan “tamunya” itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan. “Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita”. Pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).

“Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)” kata Nabi Idris a.s.

“Kenapa ?” Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

“Buah-buahan ini bukan milik kita”. Ungkap Nabi Idris a.s.

Kemudian Beliau berkata: “Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram”.

Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s.

“Siapakah engkau sebenarnya ?” tanya Nabi Idris a.s.

“Aku Malaikat Izrail”. Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

“Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?” selidik Nabi Idris a.s serius.

“Tidak” Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.

“Atas izin Alloh, aku sekedar berziarah kepadamu”. Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam.

“Aku punya keinginan kepadamu”. Tutur Nabi Idris a.s

“Apa itu ? katakanlah !”. Jawab Malaikat Izrail.

“Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Alloh SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku”. Pinta Nabi Idris a.s.

“Tanpa seizin Alloh, aku tak dapat melakukannya”, tolak Malaikat Izrail.

Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan Malaikat Izrail agarmengabulkan permintaan Nabi Idris a.s.

Dengan izin Alloh Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Alloh SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Alloh mengabulkan permohonannya.

Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali. “Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?” Tanya Malaikat Izrail. “Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti”. Jawab Nabi Idris a.s.

“Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu”, kata Malaikat Izrail.

Masya Alloh, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s.

Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ? Siapkah kita untuk menghadapinya ?

Sumber@ sampaikan walau satu ayat.

Senin, 13 April 2009

Hakikat,Ciri dan Komponen - Komponen Pembelajaran

HAKIKAT, CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR

A. HAKIKAT BELAJAR MENGAJAR

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam kegiatan manakala terjadi interaksi antara guru dan siswa,siswa – siswa pada saat pengajaran itu berlangsung.

Dalam kegiatan belajar mengajar anak merupakan subjek sekaligus objek dari kegiatan pengajaran. Karena inti dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu “perubahan”yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya aktivitas belajar.

Kegiatan mengajar bagi seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik. Berbeda dengan belajar. Belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran guru.Mengajar merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan individu anak didik.Bila tidak ada anak didik maka tidak ada yang akan diajar. Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar.Jadi hakikat guru disini sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar. Karena guru yang mengatur strategi pengajaran yang sesuai dengan gaya- gaya belajar anak didik.

Jadi bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar adalah “proses pengaturan” yang dilakukan oleh guru.

B. CIRI – CIRI BELAJAR MENGAJAR

Menurut Edi Suardi kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari cirri – ciri tertentu antara lain :

1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.

2. Ada prosedur. Prosedur atau langkah –langkah yang telah direncanakan secara sisrematik dan relevan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Desain materi.Dalam kegiatan belajar mengajar harus ada suatu penggarapan materi yang di desain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan, dan materi harus sudah disiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

4. Aktivitas anak (KBM). Aktivitas anak didik dalam hal ini adalah aktivitas secara fisik dan mental. Anak didik harus aktif, karena anak didik yang belajar maka merekalah yang harus melakukannya.

5. Guru sebagai pembimbing. Yaitu guru harus bisa menghidupakan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang baik. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses KBM.

6. Disiplin. Disiplin dalam hal ini adalah suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaaati oleh guru dan murid.

7. Batas waktu.Batas waktu ini tidak bias tinggalkan, karena di dalam setiap tujuan harus diberi batas waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai.

8. Evaluasi. Evaluasi sangat penting setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus dilakukan oleh seorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya suatu pengajaran yang telah ia berikan pada muridnya.

C. KOMPONEN – KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR

Sebagai suatu system kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi:

1. TUJUAN, tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita- cita yang bernilai normative, yaitu harus terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.Dimana nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya

2. BAHAN PELAJARAN (MATERI), bahan pelajaran merupakan komponen penting, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.Karena bahan pelajaran adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran.

3. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM), merupakan inti kegiatan dalam pendidikan.Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses KBM.Dalam KBM guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianyaKegiatan balajar mengajar yang bagaimanapun akan berpengaruh terjadap tujuan yang akan dicapai.

4. METODE, adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebaiknya metode yang digunakan oleh guru harus bervariasi agar kegiatan belajar mengajar tidak membosankan, tapi menarik perhatian anak didik.

5. ALAT, merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

6. SUMBER PELAJARAN, adalah materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal – hal baru.Sebab pada hakikatnya belajar adalah ntuk mendapatkan hal – hal yanh baru. Sumber pelajaran bias didapat dimana – mana, di sekolah, halaman, pusat kota, pedesaan dan sebagainya.

7. EVALUASI. Berfungsi untuk:

a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.

b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan belajar murid.

c. Untuk menentukan metode apa yang tepat untuk digunakan.

d. Untuk mengetahui latar belakang murid yang mengalami kesulitan – kesulitan belajar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar pemecahan kesulitan belajar.

Daftar Pustaka

Strategi Belajar Mengajar